Senin, 18 Mei 2009

PENCEGAHAN INFEKSI PADA BAYI

Bayi Baru Lahir Beresiko Tinggi Terinfeksi Apabila Ditemukan
 Ibu menderita eldampsia
 Ibu dengan diabetes mellitus
 Ibu mempunyai penyakit bawaan

Riwayat Kelahiran
 Persalinan lama
 Persalinan dengan tindakan (ekstraksi cunam/vakum, seksio sesarea)
 Ketuban pecah dini
 Air ketuban hijau kental

Riwayat Bayi Baru Lahir
 Trauma lahir
 Lahir kurang bulan
 Bayi kurang mendapat cairan dan kalori
 Hipotermia pada bayi

Infeksi Pada Neonatus
Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada bayi berat badan lahir rendah.
Patogenesis
Infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Blame (1961) membaginya dalam 3 golongan :
1. Infeksi antenatal
Kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke placenta. Disini kuman itu melewati batas placenta dan mengadakan perkembangbiakan. Infeksi ini bisa masuk ke janin melalui vena umbilikalis. Kuman memasuki janin melalui beberapa jalan, yaitu :
a. Virus : rubella
b. Spirokaeta : sifilis
c. Bakteria

2. Infeksi Intranatal
Infeksi melalui cara ini lebih sering terjadi dari pada cara yang lain. Kuman dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah ketuban pecah. Ketuban pecah lama mempunyai peran penting dalam timbulnya plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat pula terjadi walaupun ketuban masih utuh, misalnya pada partus lama. Janin kena infeksi karena mengihalasi liquor yang septic sehingga kuman-kuman memasuki peredaran darahnya dan meyebabkan septicemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik).
3. Infeksi postnatal
Infeksi ini terjadi sesudah bayi lahir lengkap dan biasanya merupakan infeksi yang menyebabkan kematian terjadi sesudah bayi lahir sebagai akibat penggunaan alat, atau perawatan yang tidak steril.

Infeksi pada bayi cepat sekali meluas menjadi infeksi umum, sehingga gejalanya tidak tampak lagi. Walaupun demikian diagnosis dini dapat dibuat kalau kita cukup waspada bahwa kelainan tingkah laku bayi dapat merupakan tanda-tanda permulaan infeksi umum. Kalau bayi BBLR selama 72 jam pertama tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit tertentu, tiba-tiba tingkah lakunya berubah, maka mungkin hal ini disebabkan oleh infeksi, melalui gejalanya :
Malas minum, gelisah, frekuensi pernapasan meningkat, berat badan tiba-tiba turun, pergerakan kurang, diare, dan kejang.










Pencegahan Infeksi Pada Bayi
 Cara pencegahan infeksi pada neonatus dibagi sebagai berikut :
1. Cara Umum
a. Pencegahan infeksi bayi sudah harus dimulai dalam masa antenatal. Infeksi ibu harus diobati dengan baik misalnya infeksi umum, lokarea, dll. Dalam kamar bersalin harus ada pemisahan yang sempurna antara bagian yang septik dan bagian yang aseptik. Pemisahan ini mencakup ruangan, tenaga perawatan, alat kedokteran dan alat perawatan. Ibu yang akan melahirkan sebelum masuk kamar bersalin sebaiknya dimandikan dahulu dan memakai baju khusus untuk kamar bersalin.
Pada kelahiran bayi harus diberi pertolongan secara aseptik. Suasana kamar bersalin harus sama dengan kamar operasi. Alat yang digunakan untuk resusitasi harus steril.
b. Dalam bangsal bayi pun harus ada pemisahan yang sempurna antara bayi yang baru lahir dengan partus aseptik. Pemisahan ini harus mencakup tenaga, fasilitas perawatan, dan alat-alat. Selain itu, harus terdapat kamar isolasi untuk bayi yang perlu diasingkan. Perawat harus mendapatkan pendidikan khusus dan mutu perawatannya harus lebih tinggi daripada yang merawat bayi lebih tua. Apalagi kalau bangsal perawatan bayi itu merupakan suatu special care nursery. Sebelum dan sesudah memegang bayi perawat harus mencuci tangan. Mencuci tangan sebaiknya memakai sabun antiseptik atau sabun biasa saja asal cukup lama (1 menit). Dalam ruangan petugas harus memakai jubah sterik, sandalkhusus; di dalam ruangan tidak boleh banyak bicara. Kalau perawat atau dokter menderita penyakit saluran pernafapasan bagian atas, ia tidak boleh masuk ruangan.
Dapur susu harus bersih dan cara mencapur susu harus aseptik. Pengunjung yang mau melihat bayi harus memakai masker dan jubah, atau sebaiknya melihat bayi melalui jendela kaca.
Air susu ibu yang dipompa sebelum diberikan kepada bayi harus dipasteurisasi. Setiap bayi harus mempunyai tempat sendiri untuk pakaian, termometer obat-obatan, kasa dan lain-lain. Inkubator harus selalu dibersihkan. Lantai ruangan setiap hari dibersihkan benar-benar, dan setiap minggu dicuci dengan menggunakan antiseptikum.

2. Cara Khusus
Pemberian antibiotika hanya dibolehkan untuk tujuan dan indikasi yang jelas. Dalam beberapa hal, misalnya ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam), air ketuban keruh, infeksi umum pada ibu, partus lama dengan banyak tindakan intravaginal, resusitasi yang berat, dan sebagainya sering timbul keragu-raguan apakah akan diberi antibiotika secara prifilaktik. Di satu pihak penggunaan antibiotika yang banyak dan tidak terarah dapat menyebabkan timbulnya strain kuman yang bertahan dan penumbuhan furqus yang berlebihan, misalnya candida albicans. Sebaliknya, pemberian antibiotika terlambat pada penyakit infeksi neonatus, sering mengakibatkan kematian. Berdasarkan hal-hal di atas dapat dipakai kebijaksanaan sebagai berikut :
a. Kalau kemampuan pengamatan klinik dan monitoring laboratorium cukup baik, sebaiknya tidak perlu diberi antibiotika sebagai pencegahan, antibiotika baru diberikan kalau terdapat tanda-tanda infeksi.
b. Kalau kemampuan tersebut tidak ada, maka dapat dipertanggungjawabkan untuk mermberi antibiotika sebagai pencegahan berupa ampisilin 100 mg/kg berat badan dan Kanamisin 15 mg/kg berat badan selama 3 hari sebagai pengganti kanamisin dapat dipakai gentamisin
Selain hal-hal yang telah diterangkan di atas, petugas yang merupakan carrier kuman tertentu, misalnya E. Coli Patogen, harus berhati-hati dalam menjalankan tugas perawatan. Masih merupakan persoalan yang belum terpecahkan apakah carrier ini harus dilarang bekerja di tempat perawatan bayi atau harus diobati dahulu. Namun selama syarat aseptik dan antiseptik diperhatikan, kemungkinan bahwa petugas tersebut menularkan penyakit berkurang.

Tindakan Pencegahan Infeksi Pada Bayi Secara Umum
 Perawatan Umum
Cara mengurangi resiko infeksi pada bayi sesudah lahir, petugas kesehatan harus melakukan tindakan sebagai berikut :
 Gunakan sarung tangan dan celemek plastik atau karet waktu memegang bayi baru lahir sampai dengan kulit bayi bersih dari darah, mekonium dan cairan.
 Bersihkan darah dan cairan tubuh bayi lainnya dengan menggunakan kapas yang direndam di dalam air hangat kemudian keringkan.
 Bersihkan pantat dan daerah sekitar anus bayi setiap selesai mengganti popok.
 Gunakan sarung tangan waktu merawat tali pusat.
 Ajari ibu merawat payudara dan bagaimana cara mengurangi trauma pada payudara dan puting agar tidak terjadi mastitis.

Teknik Aseptik Untuk Melakukan Tindakan
Teknik aseptik memuat tindakan menjadi lebih aman baik bagi bayi baru lahir maupun tenaga kesehatan dengan mengurango atau menghilangkan jumlah mikroorganisme di kulit, jaringan atau benda mati ketingkat yang lebih aman. Ini meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
 Cuci tangan selama 3-5 menit dengan menggunakan sikat yang lembut dan sabun antiseptik
 Kenakan sarung tangan steril/sarung tangan yang disinfeksi tingkat tinggi.
 Siapkan kulit untuk dilakukan tindakan dengan mencuci menggunakan cairan antiseptic dengan gerakan melingkar, gerakan dari sentral ke luar seperti membentuk spiral
 Bila ragu-ragu apakah peralatannya terkontaminasi atau tidak, anggaplah tidak terkontaminasi




Cairan Antiseptik Dan Disinfektan
 Cairan antiseptik digunakan untuk kulit dan biasanya tidak sekuat disinfektan
 Cairan disinfektan digunakan untuk dekontaminasi alat atau barang yang terkontaminasi derajat tinggi

Cara Mencegah Kontaminasi Cairan Antiseptik Dan Disinfektan
 Bila perlu pengenceran, hanya menggunakan air yang dimasak
 Jaga jangan sampai mulut botol besar tempat cairan terkontaminasi waktu menuangkan cairan ke botol / tempat yang lebih kecil
 Kosongkan dan cuci tabung dengan sabun dan air kemudian keringkan di udara terbuka paling tidak seminggu sekali
 Tuangkan cairan antiseptik ke atas gulungan kapas / kain kasa, jangan mencelupkan kapas / kain kasa ke dalam cairan antiseptik
 Simpan cairan di tempat yang dingin dan gelap

Cara Lain Untuk Mencegah Infeksi
 Ruang perawatan bayi resiko di lokasi area yang tidak terlalu banyak dilewati orang dan jalur masuknya terbatas
 Bila mungkin, sediakan ruangan khusus untuk bayi baru lahir
 Yakinkan bahwa tenaga yang berhubungan langsung dengan bayi baru lahir telah di imunisasi rubella, campak, hepatitis B dan parotitis serta mendapat vaksin influenza setiap tahun
 Tenaga yang mempunyai lesi / infeksi kulit tidak boleh datang dan berhubungan langsung dengan bayi baru lahir
 Pengunjung atau staf yang sedang menderita infeksi akut (misalnya virus pernafasan) tidak diperbolehkan masuk ke ruang perawatan bayi resiko tinggi
 Hindari / jangan meletakkan dua bayi dalam boks atau inkubator yang sama
 Batasi jumlah tenaga yang menangani bayi

Botol Injeksi Yang Dipakai Ulang
 Gunakan semprit dan jarus yang baru setiap menyedot obat dari botol injeksi atau tabung yang dipakai ulang
 Simpan botol injeksi yang dipakai ulang sesuai dengan instruksi (misalnya simpan di tempat yang gelap, dingin, atau lemari es) catat tanggal dan waktu botol injeksi yang dipakai ulang tersebut dibuka
 Jangan memakai ulang obat dalam ampul terbuka untuk beberapa bayi. Obat menjadi tidak stabil dan tidak dapat mencegah kontaminasi
 Buang cairan pelarut (misalnya garam fisiologis) sesudah 24 jam

Mencegah Infeksi Nosokomial
Untuk infeksi kulit atau mata dan diare (injeksi nosokomial yang paling sering terjadi di bangsal bayi baru lahir). Perhatikan cara-cara berikut :
 Letakkan bayi bersama ibunya dalam angan tersendiri
 Bila memasuki ruangan bayi
 Gunakan sarung tangan yang bersih dan ganti sarung tangan sesudah kontak dengan benda infeksius
 Pakailah gaun atau jas luar bila memasuki ruang bayi yang menderita diare / sedang mengeluarkan nanah dari kulit bayi atau bayi dengan infeksi mata
 Sebelum keluar ruangan :
o Lepaskan gaun atau jas luar sebelum keluar ruangan
o Lepas sarung tangan
o Cuci tangan dengan cairan anti bakteri atau larutan pencuci tangan berbasis alcohol
o Sesudah melepas jas atau gaun luar atau sarung dan cuci tangan, maka jangan menyentuh benda atau permukaan yang potensial untuk terjadinya kontaminasi sebelum keluar ruangan, dan yakinkan bahwa baju yang dipakai tidak terkontaminasi banda tersebut
o Batasi pemindahan bayi ke ruang lain dalam rumah sakit, kecuali mutlak diperlukan
o Selama proses pemindahan berlangsung, tetap perhatikan penatalaksanaan pencegahan infeksi
o Bila memungkinkan sediakan cadangan alat yang tidak terkontaminasi (misalnya stetoskop, thermometer) dan hanya dipakai untuk bayi yang terinfeksi

Salah Satu Contoh Infeksi Yang Disebabkan Oleh Virus
 Penyebab
Penyebabnya adalah virus.
Virus Rubella ditularkan melalui percikan ludah penderita atau karena kontak dengan penderita. Penyakit ini juga ditularkan dari ibu hamil kepada janin yang berada di dalam kandungannya.
Penderita bisa menularkan penyakit ini pada saat 1 minggu sebelum munculnya ruam sampai 1 minggu setelah ruam menghilang. Bayi baru lahir yang terinfeksi ketika masih berada dalam kandungan, selama beberapa bulan setelah lahir, bisa menularkan penyakit ini. Kekebalan seumur hidup diperoleh setelah menderita penyakit ini. Wabah bisa terjadi dengan interval 6-9 tahun.
Sindroma rubella congenital terjadi pada 25 % atau lebih bayi yang baru lahir dari ibu yang menderita rubella pada trimester pertama. Jika ibu menderita infeksi ini setelah kehamilan berusia lebih dari 20 minggu, jarang terjadi kelainan bawaan pada bayi. Kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada bayi baru lahir adalah tuli, katarak, mikrosefalus, keterbelakangan mental, kelainan jantung bawaan dan kelainan lainnya.

Gejala
Gejala mulai timbul dalam waktu 14-21 hari setelah terinfeksi. Pada anak-anak, gejalanya diawali dengan rasa tidak enak

Pencegahan
Vaksin rubella merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak. Vaksin MMR diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Wanita usia subur bisa menjalani pemeriksaan antibody untuk rubella. Jika tidak memiliki antibody, diberikan imunisasi dan baru boleh hamil 3 bulan setelah penyuntikan. Vaksinasi sebaiknya tidak diberikan ketika ibu sedang hamil atau kepada orang yang mengalami gangguan system kekebalan akibat kanker, terapi kortikosteroid maupun terapi penyinaran.

CAMPAK

CAMPAK

A. Definisi Campak
Merupakan penyakit yang sangat menular pada masa anak-anak, tetapi juga menyerang orang dewasa
(http://pdpersi.co.id/?show:detail/news&kode:2229&tbl:cakrawala)
Suatu penyakit virus menular pada bayi atau anak-anak yang sangat muda yang menyebabkan ruam dan demam tinggi
(perawatan untuk bayi dan balita, 2005)
Virus yang sangat menular disebarkan oleh kontak langsung dan tidak langsung melalui saliva (ringkasan kesehatan edisi III, 2005) langsung melalui
B. Gejala
1. Demam tinggi, paling tinggi dicapai setelah 4 hari
2. Bintik putih pada bagian dalam pipi disebelah depan gigi premolar
3. Mata merah berair
4. Tenggorokan sakit, pilek, batuk yang khas kering dank eras
5. Pada beberapa anak terdapat muntah-muntah dan diare
C. Penyebab
• Infeksi oleh virus rubella
Campak rubella adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit
• Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak
• Penderita bias menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada.
• Penderita dapat demam yang mencapai 40,6°C/105 fahrenhei, demam mencapai puncaknya bersamaan dengan munculnya gatal yang biasanya mulai dari dahi, lalu ke wajah, leher dan tubuh. Biasanya gatal-gatal akan mencapai kaki penderita sekitar 3 hari dan bila gatal-gatal sudah mencapai kaki, gatal tersebut akan hilang dalam waktu 2 hari. Warna dari gatal tersebut bias merah mendekati kecoklatan dan berbentuk titik besar yang rata dengan kulit.
• Gatal-gatalnya akan menghilang berawal seperti datangnya dahi, wajah, leher dan tubuh. Kulit akan mengelupas sat gatal-gatal ini menghilang kembali seperti semua.
• Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun terutama pada anak-anak usia prasekolah dan anak-anak SD
• Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
• Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah setelah vaksinasi infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun)
 Bayi berumur lebih dari 1 tahun
 Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
 Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua
• Pada anak yang sehat dan gizinya cukup campak jarang berakibat serius
1. Infeksi bakteri
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) sehingga penderita mudah mema dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensfalitis (radang otak) terjadi pada 1 dari 1000 – 2000
D. Yang Dapat Anda Lakukan
1. Tinggal di rumah sampai penyakit tidak menular lagi
2. Istirahat dan minum banyak cairan
Untuk menangani penderita campak, berikan cairan secukupnya misalnya air minum, juice buah, teh untuk mengganti cairan yang hilang akibat panas tinggi. Cairan juga berguna untuk mencegah infeksi paru-paru/pneumonia
3. Minum obati anti demam
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak, anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk menurunkan demam diberikan asetaminofen atau ibu frofen. Jika terjadi infeksi bakteri diberikan antibiotik.
4. Minum obat batuk
Gunakan vapolizer untuk melancarkan batuk dan saluran pernapasan.
5. Periksa dokter, bila menderita sakit telinga, keluar cairan dari telinga, demam terus menerus, kejang-kejang/mengantuk. Penderita jangan diperbolehkan menonton TV, karena mata mereka sensitif terhadap cahaya. Istirahat sebanyak-banyaknya.
E. Tindakan Dokter
b. Menyingkirkan komplikasi
• Pada anak sehat dan memiliki gizi cukup maka campak jarang terjadi/jarang berakibat.
• Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya turun, penderita mulai membaik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
b. Mengobati komplikasi bila ada
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak ini, biasanya anak yang menderita campak menjalani tirah baring. Untuk menurunkan demam diberikan asetaminofen/ibuprofen. Bila terjadi infeksi bakteri diberikan antibiotic.
c. Merujuk ke rumah sakit bila perlu
Jiak dirasa perlu penanganan anak yang terkena penyakit cacar di rumah sakit, konsultasi dengan psikiater anak adalah suatu tindakan penting untuk membuat dan merencanakan keputusan. Interaksi keluarga yang sangat terganggu yang turut menyebabkan masalah perilaku atau mengganggu perawatan yang dibutuhkan.

F. Pencegahan
b. Imunisasi terhadap penyakit campak pada umur 1 – 2 tahun
• Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gendongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella) disuntikan pada otot paha atau lengan atas
• Jika hanya mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan.
• Masa inkubasi campak 9 – 11 hari pertama tertular penyakitnya dan munculnya gejala-gejala pertama yaitu gatal-gatal, penyakit ini biasanya dialami antara 10 – 14 hari dari gatal-gatal pertama sampai gatal-gatalnya hilang 90% orang yang belum di imunisasi campak dapat terkena penyakit ini dengan mudahnya, karena tingkat penularannya singkat tinggi
• Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seseorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun)
b. Menjaga kondisi tubuh
• Makanan bergizi dan istirahat yang cukup
Nafsu makan bayi adalah petunjuk terbaik dari jumlah yang pantas dan menghormati. Keinginan bayi akan menghindari berbagai ragam masalah. Maksudnya dalam memberi makan pada anak takaran yang diberikan harus sesuai dengan usia bayi.
• Serta dengan istirahat yang cukup
Bayi akan dapat tumbuh dan berkembang secara normal. Perkembangan yang normal dapat mencegah terjadinya penyakit campak.

KESIMPULAN



Campak merupakan penyakit yang sangat menular pada masa anak-anak, tetapi juga menyerang orang dewasa. Gejala-gejala campak cukup menakutkan. Anak-anak yang kurang gizi mudah terserang komplikasi. Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Vaksin campak diberikan pada umur 9 bulan, dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12 – 15 bulan. Penyakit campak di Negara berbkembang seperti Indonesia masih sering terjadi pada anak-anak. Bahkan jika timbul komplikasi dan tidak ditangani secara cepat dapat terjadi kematian.


DAFTAR PUSTAKA


A Potter RN, Patricia, 2005. Pengkajian Kesehatan. Jakarta : EGC
http://pdperji.co.id/?show:detailnews&kode=2229&tbl=cakrawala
Shelov, Steven P. 2004. Perawatan Untuk Bayi dan Balita. Jakarta : Arcan

Senin, 27 April 2009

KONSEP KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

  1. KONSEP KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


1.DEFINISI KEHAMILAN EKTOPIK
2.ETIOLOGI
3.PATOFISIOLOGI
4.MACAM-MACAM KEHAMILAN EKTOPIK

DEFINISI KEHAMILAN EKTOPIK

  1. Kehamilan ektopik adalah gangguan reproduksi yang berkaitan dengan kegagalan dalam proses nidasi (Obstetri Wiliams, 1995:599)
  2. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplementasi diluar endometrium rahim (Sinopsis obstetri, 1998:226)
  3. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uterus ( Ilmu Bedah Kebidanan 2000:198)

  4. Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang tumbuh diluar kavum endometrium. (Esensial Obstetri dan Ginekologi, 2001:463)
  5. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba fallofi merupakan tempat terseringuntuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik, lebih besar 90% (Buku panduan Praktis Pelayana Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002:M-15)
  6. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri (Ilmu Kebidanan, 2002:323
  7. Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana konsepsi , tumbuh dan berkembang diluar endometrium kavum uteri (Prosedur tetap obstetri dan ginekologi, 2004:100)
  8. Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplantasi dantumbuh tidak normal yakni dalam endometrium kavum uteri ( Obstetri Patologi, 2005:15)
  9. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak normal yakni dalam endometrium kavum uteri ( Ilmu kandungan, 2005: 250)
  10. Kehamilan ektopik adalah penanaman sel telur yang sudah dibuahi, yang biasanya terjadi dituba fallopii, tetapi kadang-kadang terjadi didalam ovarium, kavum abdomen atau kadang-kadang pula didalam kornu uteri, (kamus saku bidan, 2006 :142)
  11. Kehamilan ektopik adalah kehamilan bila telur yang dibuahi berimlantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri (Ilmu Kebidanan, 2007:323)
  12. Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana ovum yang dibuahi bereimplantasi dan tumbuh tidak ditempat yang normal yaitu pada endometrium diluar rongga rahim (Pedoman Diagnosis dan terapi, 2008:58)
  13. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berlangsung (bernidasi) diluar endometrium yang normal(kavum uteri) (Gawat darurat, Obstetri-Ginekologi dan obstetri-Ginekologi sosial untuk Profesi Bidan , 2008 : 64)
  14. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana telur yang sudakh dibuahi berimplantasi dan tumbuh ditempat yang tidak semestinya (www.klikdokter.com/userflles/etroz.jpg)
    15.Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadui diluar rongga rahim (kavum uteri) (http://www.medicastore.com/)
  15. Kehamilan ektopik terganggu adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplantasi, tumbuh, dan berkembang diluar endometrium kavum uteri, bila kehamilan tersebut mengalami proses pengakhiran ( abortus) (Prosedur tetap obstetri dan Ginekologi, 2004:100)


•ETIOLOGI

Kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur dibagian ampulla tuba, dan dalam perjalanan ke uterus telur mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masih dituba atau nidasinya dituba di permudah

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEHAMILAN EKTOPIK

  1. Faktor Mekanisme --> mencegah atau menghambat perjalanan ovum yang telah dibuahi kedalam kavum uteri


Faktor mekanisme antara lain :

  • salfingitis
  • Adhesi peritubal / perlekatan perituba
  • Kelainan pertumbuhan tuba
  • Kehamilan ektopik sebelumnya
  • Tumor yang mengubahbentuk tuba
  • Abortus indikasi yang dilakukan lebih dari satu kali
  • Penggunaan AKDR dan pil progesteron
  • Penyakit peradangan panggul

2. Faktor fungsional

  • Migrasi eksternal ovum
  • Rrefluks mentrual
  • Berubahnya motilitas tuba
  • Merokok
  • Lain-lain àendometriosis

PATOFISIOLOGI :
Kehamilan ektopik terutama gangguan tranportasi ovum yang telah dibuahi dari tuba kerongga rahim, disamping itu juga akibat kelainan ovum yang dibuahi itu sendiri merupakan predisposisi untuk kehamilan ektopik

MACAM-MACAM KEHAMILAN EKTOPIK

  1. KEHAMILAN TUBA FALLOPI ( 95%-98% DARI SELURUH KEHAMILAN EKTOPIK )
    a. Pars interstial
    b. Pars ismika
    c. Pars ampula
    d. Pars infundibulum
  2. KEHAMILAN EKTOPIK PADA UTERUS
    a.Kehamilan kanalis servikalis
    b.kehamilan kornu
  3. KEHAMILAN OVARIUM
  4. KEHAMILAN INTRA LIGAMETER
  5. KEHAMILAN ABDOMEN
    a)PRIMER
    b)SEKUNDER
  6. KEHAMILAN KOMBINASIà KEHAMILAN EKTOPIK DAN KEHAMILAN DALAM RAHIM BERSAMAAN

Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 25-35 tahun. Frekuensi kehamilan ektopik dilaporkan 1 diantara 300 kehamilan, akan tetapi mungkin angka ini terlalu rendah.
Pemberian anti biotik pada infeksi pelvik khususnya gonorea memperbesar kehamilan ektopik, oleh karena dengan pengobatan tersebut kemungkinan hamil masih terbuka, namun perubahan pada endosalping menghambat perjalanan ovum yang dibuahi menuju ke uterus. Diantara kehamilan-kehamilan ektopik yang terbayak ialah yang terjadi dituba. (90%) khususnya diampula dan ditmus.

GAMBARAN KLINIK
1)Gambaran Ektopik yang belum terganggu

  • Terdapat gejala-gejala seperti hamil normal yakni aminore, mual, muntah,dst
  • Pada pemeriksaan fisik rahim membesar ,
  • Trias klasik yang sering didapatkan aminore, perdarahan dan rasa sakit

2.Kehamilan ektopik terganggu

  • Gejala-gejala akut abdomen akibat pecahnya kehamilan ektopik dan gangguan hemodinamik berupa hepovolemik akibat pendarahan.

DIAGNOSIS.

A. ANAMNESIS Rasa nyeri

  • Perdarahan atau spoting perveginam
  • Gejala yang tidak spesifik

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. TANDA-TANDA SHOK

  • HIPOTENSIA
  • TAKIKARDIA
  • PUCAT DENGAN EKSTREMITAS (AKRAL) DINGIN

ABDOMEN AKUT-->perut tegang seperti papan terut dibagian bawah, nyeri spontan,nyeri tekan, nyeri ketok dan nyeri lepas dinding perut.

3. GINEKOLOGI --> servik teraba lunak dengan nyeri goyang utrus normal atau sedikit membesar, kadang-kadang uterus sulit dievaluasi, karena px kesakitan dan kavum douglasi menonjol ( karena terisi darah)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

  1. Pemeriksaan laboratorium
  2. Pemeriksaan ultrasonografi
  3. Pemeriksaan kuldosentesis
  4. Pemeriksaan laparaskopi bila pelu

DIAGNOSIS DIPERENSIAL.

  1. Metroragia karena kelainan ginekologik atau organik lainya.
  2. Infeksi pelvik/ penyakit radang panggul
  3. Tumor ovarium
  4. Abortus iminens/abortus inkompletus
  5. Apenditis akut

DIAGNOSIS

Kehamilan ektopik mrpk sebab kematian yang penting maka diagnosa harus dapat ditentukan dengan cepat, hanya 60% dari wanita yang pernah dapat kehamilan ektopik tergaggu (KET) mjd hamil lagi. Walupun angka kemandulannya akan lebih tinggi.

PENCEGAHAN:

  • Berhenti merokok
  • Berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan kondom

PENANGANAN:

Setelah diagnosis jelas dan sangat disangka kehamilan ektopik terganggu (KET) dan keadaan umum baik segera lakukan :

  • Persiapan pengiriman penderita kepuskesmas, dokter/RS
  • Pasang imfus cairan pengganti
  • Siapkan donor keluarga
  • Sedapt mungkin diantar

Asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan ektopik


Pengkajian :……….. Jam :………
No register :………..
A.Data Subyektib

  • Identitas
    Ditanyakan , nama, umur, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, no telp
  • Keluhan utama
    Aminorea/terlambat haid
    Nyeri perut yang biasanya unilateral dan ini biasanya khas untuk kehamilan tuba, tetapi bisa juga bilateral diperut bawah perut atau bahkan seluruh bagian perut.
  • Perdarahan atau spoting pervaginam yang terjadi pada sebagian besar kasus yakni 2-3 mmg setelah terlambat haid.
  • Riwayat haid
    keputihan dan dismenorhoe.
  • Riwayat obsteri yg lalu
    Kehamilan ektopik sebelumnya dan sesudah sekali mengalami kehamilan ektopik insiden kehamilan ektopik berikutnya akan menjadi 7%-15% (Bronnes, dkk) meningkatnya resiko ini kemungkinan disebkan oleh salpingitis yang terjadi sebelumnya.
  • Pola kehidupan sehari-hari
    Merokok
    Kurang menjaga kebersihan genetalia.

B. Data obyektif

  1. Pemeriksaan fisik
  2. TTV
  • Tekanan darah--> mengalami hipotensi
  • Nadià--> cepat dan lemah /takikardi
  • Suhu -->36,5 c – 37,5 c kadang-kadan naik
  • Penapasanà -->15-20 X/ mnt, serinmg kali cepat
  • Keadaan umum lemas

3. Inspeksi

  • Muka : pucat
  • Mata : conjungtiva putih, sklera putih
  • Dada : hiperpigmentasi areola
  • Abdomen : perut tampak membesar.
    Palpasi
  • Abdomen : perut tegang seperti papan terutama bagian bawah, nyeri tekn perut bagian bawah, nyeri spontan, nyeri ketok.
    Auskultasi
  • Tidak terdengar bunyi detak jantung janin.

4. Pemeriksaan dalam (VT)

  • Servik teraba lunak dengan nyeri goyang, uterus normal atau sedikit membesar kadang-kadang uterus sulit dievaluasi karena px kesakitan dan kavum douglasi menonjol ( karena terisi darah)

5. Pemeriksaan penunjang

  • Pemeriksaan laboratoriumà kadar Hb, leukosit, tes kehamilan, dilatasi dan kuretase.
  • Pemeriksaan ultrasonografià dijumpai kantong kehamilan diluar kavum utri di sertai /tanda adanya genagan cairan (darah) dikavum douglasi untuk kehamilan ektopik terganggu.
  • Pemeriksaan kuldosentesis.à ditemukan adanya daranya cair dikavum dougls dengan karakteristik hallo-sign, namun pemeriksaan ini sangat tidak nyaman bagi px
  • Pemeriksaan laparaskopi jika perlu


C. ASESMEN GPAPIAH DENGAN KEHAMILAN TERGANGGU.


D. PLANING


1.Planning di BPS.

  • Jelaskan hasil pemeriksaan pada px dan keluarga
  • Bantu dan berikan dukungan pada klien untuk mengekplorasi perasaanya sehubungan dengan keadaan yang dideritannya.
  • Jelaskan pada px dan klg bahwa px harus segera dirujuk dan klg segera mungkin membantu menyiapkan kebutuhan px termasuk dan transportasi
  • Obsevasi tanda-tanda syok à bila px dalam keadaan syok perbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan yang cukup (dektrose 5%, glukosa5%)
  • Obsevasi TTVàT,N,S,RR.
  • Siapkan transfusi darah terutama donor keluarga.
  • Berikan obat anti biotik dan obat anti inflamasi. Observasi keluhan px
  • Penuhi kebutuhan nutrisis pasien
  • Siapkan surat rujukan dan lakukan rujuk segera.


2.Plenning di RS

  • Jelaskan hasil pemeriksaan pada px dan klg
  • Siapkan ruangan yang nyaman
  • Lakukan pemeriksaan darah lengkap
  • Bantu dan beri dukungan klien untuk mengekplorasi perasaannya sehubungan dengan keadaan yang dideritannya.
  • Bila px dalam keadaan syok, perbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan yang cukup (dektrose 5%, glukosa 5% )
  • Obsevasi TTV dan keadaan umum px
  • Siapkan transfusi darah terutama donor keluarga yang cocok
  • Berikan anti biotik dan obat anti imflantasi
  • Observasi keluhan px.
  • Kolaborasi dengan dokter obgyn
  • Siapkan inform consent
  • Jelaskan pada px prosedur operasi yang direncanakan

Terima kasih



ASUHAN PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

ASUHAN
PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

  • Konsep Hipertensi pada kehamilan
  • 1.1 Pengertian
    Penyakit hypertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. (Sastrawinata. S, 1984:90).
    Yang dimaksud dengan hipertensi disertai dengan kehamilan adalah hipertensi yang telah ada sebelum kehamilan. Apabila dalam kehamlan disertai dengan proteinuria dan edema maka disebuut pre-eklampsia yang tidak murni atau superimposed pre-eclampsia (Manuaba, 1998). Hipertensi esensial jinak dengan tekanan darah 140/90 mmHg sampai dengan 160/100 mmHg (Manuaba, 1998).

    1.2 Klasifikasi Hypertensi
    Menurut Abdul B Saifuddin, et all (2000) klasifikasi hypertensi adalah sebagai berikut :
    1.2.1 Hipertensi karena Kehamilan
    1.2.1.1 Hipertensi


Cirri-cirinya adalah sebagai berikut:

  1. Tekanan darah; kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam, atau tekanan diastolik sampai dengan 110 mmHg.
  2. Tanda lain; protein uri (-), kehamilan >20 minggu.

  • 1.2.1.2 Pre-eklampsi Ringan
    Ciri-cirinya:
    1) Tekanan darah; idem.
    2) Tanda lain; protein uri (+1).
    1.2.1.3 PEB (Pre-Eklampsi Berat)
    Cirri-cirinya:
    1) Tekanan darah; tekanan diastolik >110 mmHg.
    2) Tanda lain; protein uri (+2), oligouri, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium.
    1.2.1.4 Eklampsia
    Cirri-cirinya:
    1) Tekanan darah; hipertensi.
    2) Tanda lain; kejang.

  • 1.2.2 Hipertensi Kronik (bukan karena kehamilan)
    1.2.2.1 Hipertensi Kronik
    Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
    1) Tekanan darah; hipertensi.
    2) Tanda lain; kehamilan <20>

  • 1.2.2.2 Superimposed Pre-eklampsia
    Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
    1) Tekanan darah; hipertensi kronik.
    2) Tanda lain; protein uri (+), tanda lain dari pre-eklampsia.

    1.3 Derajad Beratnya Hypertensi Akibat Kehamilan
    Hypertensi akibat kehamilan dapat diklasifikasikan ke dalam bagian ringan atau berat, menurut frekuensi dan intensitas kelainannya. Adalah penting untuk menyadari bahwa suatu keadaan yang kelihatannya ringan dapat menjadi berat. (Winardi. B, 199: 8)Tabel
  • 1.4 Etiologi
    1.4.1 Primer
    1) Obesitas
    2) Retensi natrium dan air
    3) Merokok
    4) Sensitive terhadap Angiotensin
    5) Hiperkolesterolemia
    6) Emosi labil
  • 1.4.2 Sekunder
    1) Penyakit kelenjar adrenal
    2) Penyakit ginjal kronik/akut
    3) Toksemia gravidarum (PIH): PER, PEB.
    4) PTIK (peningkatan tekanan intrakanial)
    5) Kontrasepsi

    1.5 Gejala dan Tanda
    Terdapat banyak akibat hypertensi karena kehamilan yang terjadi pada ibu, berikut akan dibahas berdasarkan analisa kelainan kardiovaskuler, hematologik, endokrin, elektrolit, renal, hepatik dan serebral. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991: 616).

    1.5.1 Sistem Kardiovaskuler
    Meskipun terdapat peningkatan curah jantung pada ibu hamil normal, tekanan darah tidak meningkat, tetapi sebenarnya menurun sebagai akibat resistensi perifer berkurang. Pada ibu hamil dengan hypertensi, curah jantung biasanya tidak berkurang, karena curah jantung tidak berkurang sedang konstriksi arteriol dan tahanan perifer naik, maka tekanan darah akan meningkat (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 616).

    1.52 Hematologik
    Perubahan-perubahan hematologik penting yang ditemukan pada wanita hypertensi ialah penurunan atau sebenarnya tidak terjadinya hypervolemia yang normal pada kehamilan, perubahan-perubahan mekanisme koagulasi dan adanya peningkatan dekstruksi eritrosit. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 619)
    1.5.3 Endokrin
    Pada kehamilan normal, kadar plasma renin, angiotensin II dan aldosteron meningkat. Sebaliknya pada hypertensi karena kehamilan, bahan tersebut biasanya menurun mendekati batas normal pada keadaan tidak hamil.
    Peningkatan aktivitas hormon anti deuritik juga menyebabkan oliguri, kadar chorionic gonadotropin dalam plasma meningkat secara tidak tetap sebaliknya lactogen placenta menurun. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 620).

    1.54 Cairan dan Elektrolit Biasanya volume cairan ekstraselular pada wanita dengan preeklampsia dan eklampsia sangat bertambah melebihi penambahan volume yang biasanya terjadi pada
  • kehamilan normal. Mekanisme yang menyebabkan ekspansi cairan yang patologis belum jelas. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 621).

    1.5.5 Perubahan Hepar
    Pada HKK (Hipertensi Karena Kehamilan) yang berat, kadang terdapat kelainan hasil pemeriksaan hati yang meliputi peningkatan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminace), hyperbilirubin yang berat jarang terjadi. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 623).

    1.6 Pengaruh Hipertensi Terhadap Kehamilan
    Sebagai akibat penurunan sirkulasi uteroplasenta maka konsumsi makanan terhadap janin juga mengalami penurunan. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan badan janin merupakan akibat yang paling sering, dalam penelitian mendapatkan frekuensi 15% bayi IUGR dan 27% bayi premature walaupun dilakukan perawatan standart.
    Diduga bahwa kapasitas nutrisi plasenta dalam keadaan tersebut dipacu oleh peningkatan tekanan perfusi, dengan ini pula maka terjadi peningkatan klirens dehidroisoaldosteron sulfat.
    Solusio placenta sejak lama diketahui lebih sering dijumpai pada ibu dengan hypertensi. Insiden tertinggi didapatkan pada ekslampsi 23,6% disusul hypertensi kronis 10% dan pre eklampsi 2,3%.



1.7. Diagnosis

  1. Tekanan darah; kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam, atau tekanan diastolik sampai dengan 110 mmHg.
  2. Terjadi sebelum hamil atau sebelum 20 minggu kehamilan
  3. Pemeriksaan Labotarium: protein uri, Na, Creatinin serum, trombosit, bilirubin, SGO
  4. Pemeriksaan pendahuluan diperlukan untuk menyingkirkan penyakit yang secara sekunder dapat menyebabkan hypertensi antara lain :
  • Faal ginjal: untuk mengetahui kemungkinan penyakit ginjal menahun seperti pielonefritis akut, polikistik,dll.
  • Cultur urine: untuk mengetahui kemungkinan infeksi ginjal.

    1.8 Penatalaksanaan

Tujuan dari pengelolaan/pengobatan penderita hypertensi kronis pada wanita hamil adalah untuk mempertahankan aliran darah pada uterus terutama pada saat pembentukan plasenta.
Usaha – usaha yang di perlukan untuk mencapai usaha tersebut adalah:
1) Tirah baring
Tirah baring terutama pada siang hari mulai setidak-tidaknya 1 jam dalam sehari dan ditingkatkan sesuai umur kehamilan. Curet menganjurkan bed rest selama 4 jam pada siang hari disamping tidur malam 10 jam.
Keunggulan tirah baring ini dapat meningkatkan perfusi utero placenta terutama pada posisi tidur miring kiri.
2) Pemberian Obat
Pemberian phenobarbital dikatakan dapat meningkatkan keberhasilan program tirah baring ini. Apabila tirah baring dan pemberian sedatif ringan tak memberikan respon, perlu dipikirkan pemberian anti hypertensi

3) Diet
Diet yang baik berian anti hypertensi.
diperlukan bagi pertumbuhan janin dalam rahim. Kandungan protein minimal 90 gr setiap hari. Diet rendah garam tidak ada keuntungan, bila didapatkan proteinuri maka suplement pengganti protein yang hilang harus dipikirkan. Pada penderita obesitas ada baiknya menurunkan berat badan.

  • 1.1 Masalah Keperawatan
    1) Gangguan rasa nyaman pusing
    Tujuan: Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
    Intervensi keperawatan:
    a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
    b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
    c. Batasi aktivitas
    d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
    e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
    f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi
  • 2) Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi
    Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu
    Intervensi :
    a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
    B. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
    c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
    d. Amati adanya hipotensi mendadak
    e. Ukur masukan dan pengeluaran
    f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
    g Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan

    3) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri
    Tujuan ;Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
    a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
    b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress
    c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek samping atau efek toksik
    d.Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter
  • e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
    f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
    g.Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat
    h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan
    i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alkohol
    j.Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan

    4) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
    Tujuan: Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard
    Intervensi keperawatan :
    a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
    b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
    c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
    d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
    e. Catat edema umum
    f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
    g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
    h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
    i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
    j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
    k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
    l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
    m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi

DAFTAR PUSTAKA


Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC.

Gunawan, Lany. (2001). Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Chung, Edward.K. (1995). Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler. Edisi III. Diterjemahkan oleh Petrus Andryanto. Jakarta: EGC.

Doengoes, Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta: EGC.

Manuaba, Ida Bagus G. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Sobel, Barry J, et all. (1999). Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi. Jakarta: Penerbit Hipokrates.

Semple, Peter. (1996). Tekanan Darah Tinggi. Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Penerbit Arcan.

Saifuddin, Abdul B, et all. (2000). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. JNPKKR-POGI.

Tucker, S.M, et all. (1998). Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi. Edisi V. Jakarta: EGC.





“BROKOPNEUMONI”.

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

  1. Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh beberapa etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing. Banyak macam klasifikasi mengenai pneumonia. Pda umumnya, klasifikasi dilakukan atas dasar anatomi dan etiologinya.
  2. Menurut letak anatomi, pneumonia dibagi pneumonia lobaris, penumonia lobularis (bronchopenumonia), dan pneumonia intertitialis. Sementara berdasarkan etiologis, pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, mycoplasma pneumonia, jamur, aspirasi, pneumonia hypostatic, dan sindrom loeffler. Untuk pengobatan yang tepat, pengetahuan mengenai penyebab pneumonia sangang diperlukan sehingga pembagian etiologi dianggap lebih rasional dibanding dengan pembagian anatomis.
  3. Komplikasi yang dapat terjadi pada bronkopneumonia adalah empiema, otitis media akut. Komplikasi lain yang mumgkin terjadi adalah atelektasis, emfisema, atau komplikasi jauh seperti meningitis. Komplikasi tidak terjadi bila diberikan antibiotik secara tepat. Dengan pemberian antibitik yang gtepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%.



B. ASUHAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA


1. Pengkajian
a.Usia
Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak. Kasus terbanyak terjadi pada anak berusia dibawah 3 ttahun dan kematian terbanyak terjadi pada bayi berusia kurang dari 2 bulan.
b.Keluhan utama
Sesak napas
c.Riwayat penyakit yang lalu :
Anak sering menderita penyakit saluran pernafasan bagian atas.
Riwayat penyakit campak / fertusis.
d.Pemeriksaan fisik
Inspeksi:
Perhatikan adanya takhipne, dispne, sianosis sirkomoral pernapasan cuping hidung.
Distensi abdomen
Batuk semua nonproduktif menjadi produktif
Nyeri pada dada pada waktu menarik napas
Adanya tarikan dada kedalam pada fase inspirasi
Anak terlihat gelisah
Sianosis sekitar hidung dan mulut .

kadang disertai kejang karena suhu tubuh dapat naik s/d 39-40*c Kadang


Palpasi ;
Fremitus raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit.
Trachicardia
Perkusi:
Terdengar suara redup pada sisi yang sakit
Auskultasi :
Terdengar ronkhi basah nyaring halus atau sedang
Terdenagr suara nafas berkurang
e.Penegak Diagnosis
Foto thorax ;
Terdapat bercak-bercak infiltrat atau beberapa lobus

Pemeriksaan LAB: Leukosit = 15.000 – 40.000 /mm3.
Urine biasanya berwarna lebih tua, kemungkinana terdapat albuminuria ringan karena suhu yang naik.
Analisis gas darah arteri dapat menunjukkan asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi O2



2.Diagnosis / masalah


a.Diagnosis medis : pneumonia dapat di klasifikasikan menjadi 3, yaitu :
1. Pneominia berat / penyakit sangat besar, bila ada tanda bahaya, etrdapat tarikan dinding dalam & stridor ( suara napas “grok”)
2. Pneumonia dengan gejala napas cepat
3. Batuk bukan pneumonia, bila tidak ada tanda-tanda pneumonia / penyakit sangat berat
b.Masalah yang sering timbul :
1. Inefektifitas pola napas
2.Defisit volume cairan

3.Rencana tindakan keperawatan


a.Menjaga kelancaran pernapasan
1.Pasien pneumonia berada dalam keadaan disapne dan sianosis karena adanya radang paru dan banyaknay lendir dalam bronkus. Agar pasien dapat bernapas secra lancar, lendir tersebut dikeluarkan dan untuk memenuhi kebutuhan O2 perlu diberikan 2liter/menit secara rumat.
2. Pada anak yang agak besar

1. Berikan sikap fowler
2. longgarkan pakaian yang menyekat
3. Ajarkan untuk mengeluarkan lendir saat batuk
4. Ajarkan agar tidak berbaring ke arah dada yang sakit


3 Pada bayi ;
1. baringkan dengan kepala extensi denagn ganjal di bahunya
2. buka pakaian yang ketat, seperti: gurita
3. hisap lendir dan beri O2 secara rumat 2 liter/ menit

b.Kebutuhan israhat
Usahakan keadaan tenang dan nyaman agar pasien dapat istirahat sebaik-baiknya, Jangan terlalu rapat karena dapat menyebabkan sesak napas.

c.Kebutuhan nutrisi dan cairan
-->Pasang infus dengan cairan glukose 5% dan NaCl 0,9% dalm perbandingan KCL 10 mEq / 500 ml / botol infus
-->Pda bayi yang masih minum ASI. Boleh menetek selain menerima infus.


d.Mengontrol suhu tubuh
-->Suhu tubuh harus di kontrol setipa jam karena pasien pneumonia dapat sewaktu-waktu mengalami hiperpireksia
-->Untuk menurunkan suhu tubuh dapat diberikan kompres dingin dan obat-obatan.


e.Mencegah komplikasi / gangguan
-->Untuk menghindari terjadinya lendir yang menetap, maka sikap baring harus diubah posisinya setiap 2 jam
-->Pengisapan lendir secara teratur
-->Bila lendir masih banyak, lakukan fisioterapi dengan drainase postural


f.Kurangnya pengetahuan orangtua tentang penyakit
--> Berikan penyuluhan dengan memberi pengertian jika anak batuk pilek disertai demam lebih 2 hari segera berobat ke pelayanan kesehatan.
-->Berikan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan dan kebersihan lingkungan agar anak tetap sehat.


4.Penatalaksanaan medis


Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resisstensi. Akan tetapi hal tersebut perlu waktu, sedangkan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya di berikan :
>>>>>Penisilin 50.000 u/kg BB/hari, ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kg BB atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.
>>>>> Pemberian O2 dan cairan IV. Biasanya diperlukan cairan campuran glukose 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl 10 mEq/500ml/botol infus.
>>>>>Karena sebagianbesar pasien jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoxia, maka dapat diberika koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.
>>>>>Pasien bronkopnrumonia ringan tidak memerlukan rawat inap di RS.

DAFTAR PUSTAKA


Ngastiah. Perawatan Anak Sakit. 2005. EGC, Jakarta




PENEMUAN TERBARU MENGENAI KANKER HATI

PENEMUAN TERBARU MENGENAI KANKER HATI

Penemuan terbaru mengenai kanker hati! Jangan Tidur Terlalu Malam ! Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 Tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati(SGOT, SGPT) ,tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm!!.
Selama ini hampir semua orang sangat tergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati ( Liver Function Index ). Mereka menganggap bila pemeriksaan hasil index yang normal berarti semua OK.
Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter specialis, benar benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.
Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan.
Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bias memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.
Saat ini ada pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hamper 80% dari livernya(hati) sudah termakan habis.
Pasien sangat terperanjat, “ Bagaimana mungkin ? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal.
Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 1 tahun yang relative singkat dapat tumbuh kanker hati yang demikian besar?”
Ternyata check-up yang dilakukan hanya memeriksa fungsi hati. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan “ normal “. Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling banyak disalahpahami oleh masyarakat kita ( Taiwan ).
Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati.
Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.
Dokter Hsu mengatakan, SGOT dan SGPT adalah enzim yang paling banyak ditemui didalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu atau sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka SGOT dan SGPT akan lari ke luar. Hal ini menyebabkan kandungan SGOT dan SGPT didalam darah meningkat.
Tetapi tidak adanya peningkatan angka SGOT dan SGPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati , meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi didalam hati(liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati.

Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati.
Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka SGOT dan SGPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah banyak kisah sedih.
Penyebab utama kerusakan hati adalah :
1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.
2. Tidak buang air pada pagi hari.
3. Pola makan yang terlalu berlebihan
4. Tidak makan pagi.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet,zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
7. Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goring saat menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil.
8. Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak matang 3-5 bagian. Masakan yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makan sehari – hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan “jadwalnya “.
Sebab :
Ø Malam hari pk 21.00 – 23.00 : adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun( de-toxin) dibagian system antibody (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik. Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negative untuk kesehatan.
Ø Malam hari pk 23.00 – dini hari 01.00 : saat proses de-toxin dibagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Ø Dini hari 01.00 - 03.00 : proses de-toxin dibagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Ø Dini hari 03.00 – 05.00 : de-toxin dibagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selam durasi waktu ini.
Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernapasan, maka tidak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.
Ø Pagi pk 05.00 – 07.00 : de-toxin di bagian usus besar, harus buang air besar.
Ø Pagi pk 07.00 – 09.00 : waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 06.30. Makan pagi sebelum pk 07.30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap mengubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9-10 daripada tidak makan sama sekali.
Tidur terlalu malamdan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, Tidurlah Nyenyak dan Jangan Begadang.
Dialih bahasakan secara bebas dari artikel berbahasa Mandarin oleh :
Siwu ( 09 Juni 2007 )
HARAP DISEBARLUASKAN PENGETAHUAN INI KEPADA SEGENAP KELUARGA , TEMAN-TEMAN DAN REKAN-REKAN SERTA RELASI YANG KITA CINTAI SUPAYA DAPAT TERHINDAR DARI PENYAKIT YG AKAN MEMBAWA MAUT & MALAPETAKA DALAM KEHIDUPAN INI…….TOLONGLAH ORANG2 LAIN SEBANYAKNYA……………......