Senin, 27 April 2009

ASUHAN PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

ASUHAN
PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

  • Konsep Hipertensi pada kehamilan
  • 1.1 Pengertian
    Penyakit hypertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. (Sastrawinata. S, 1984:90).
    Yang dimaksud dengan hipertensi disertai dengan kehamilan adalah hipertensi yang telah ada sebelum kehamilan. Apabila dalam kehamlan disertai dengan proteinuria dan edema maka disebuut pre-eklampsia yang tidak murni atau superimposed pre-eclampsia (Manuaba, 1998). Hipertensi esensial jinak dengan tekanan darah 140/90 mmHg sampai dengan 160/100 mmHg (Manuaba, 1998).

    1.2 Klasifikasi Hypertensi
    Menurut Abdul B Saifuddin, et all (2000) klasifikasi hypertensi adalah sebagai berikut :
    1.2.1 Hipertensi karena Kehamilan
    1.2.1.1 Hipertensi


Cirri-cirinya adalah sebagai berikut:

  1. Tekanan darah; kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam, atau tekanan diastolik sampai dengan 110 mmHg.
  2. Tanda lain; protein uri (-), kehamilan >20 minggu.

  • 1.2.1.2 Pre-eklampsi Ringan
    Ciri-cirinya:
    1) Tekanan darah; idem.
    2) Tanda lain; protein uri (+1).
    1.2.1.3 PEB (Pre-Eklampsi Berat)
    Cirri-cirinya:
    1) Tekanan darah; tekanan diastolik >110 mmHg.
    2) Tanda lain; protein uri (+2), oligouri, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium.
    1.2.1.4 Eklampsia
    Cirri-cirinya:
    1) Tekanan darah; hipertensi.
    2) Tanda lain; kejang.

  • 1.2.2 Hipertensi Kronik (bukan karena kehamilan)
    1.2.2.1 Hipertensi Kronik
    Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
    1) Tekanan darah; hipertensi.
    2) Tanda lain; kehamilan <20>

  • 1.2.2.2 Superimposed Pre-eklampsia
    Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
    1) Tekanan darah; hipertensi kronik.
    2) Tanda lain; protein uri (+), tanda lain dari pre-eklampsia.

    1.3 Derajad Beratnya Hypertensi Akibat Kehamilan
    Hypertensi akibat kehamilan dapat diklasifikasikan ke dalam bagian ringan atau berat, menurut frekuensi dan intensitas kelainannya. Adalah penting untuk menyadari bahwa suatu keadaan yang kelihatannya ringan dapat menjadi berat. (Winardi. B, 199: 8)Tabel
  • 1.4 Etiologi
    1.4.1 Primer
    1) Obesitas
    2) Retensi natrium dan air
    3) Merokok
    4) Sensitive terhadap Angiotensin
    5) Hiperkolesterolemia
    6) Emosi labil
  • 1.4.2 Sekunder
    1) Penyakit kelenjar adrenal
    2) Penyakit ginjal kronik/akut
    3) Toksemia gravidarum (PIH): PER, PEB.
    4) PTIK (peningkatan tekanan intrakanial)
    5) Kontrasepsi

    1.5 Gejala dan Tanda
    Terdapat banyak akibat hypertensi karena kehamilan yang terjadi pada ibu, berikut akan dibahas berdasarkan analisa kelainan kardiovaskuler, hematologik, endokrin, elektrolit, renal, hepatik dan serebral. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991: 616).

    1.5.1 Sistem Kardiovaskuler
    Meskipun terdapat peningkatan curah jantung pada ibu hamil normal, tekanan darah tidak meningkat, tetapi sebenarnya menurun sebagai akibat resistensi perifer berkurang. Pada ibu hamil dengan hypertensi, curah jantung biasanya tidak berkurang, karena curah jantung tidak berkurang sedang konstriksi arteriol dan tahanan perifer naik, maka tekanan darah akan meningkat (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 616).

    1.52 Hematologik
    Perubahan-perubahan hematologik penting yang ditemukan pada wanita hypertensi ialah penurunan atau sebenarnya tidak terjadinya hypervolemia yang normal pada kehamilan, perubahan-perubahan mekanisme koagulasi dan adanya peningkatan dekstruksi eritrosit. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 619)
    1.5.3 Endokrin
    Pada kehamilan normal, kadar plasma renin, angiotensin II dan aldosteron meningkat. Sebaliknya pada hypertensi karena kehamilan, bahan tersebut biasanya menurun mendekati batas normal pada keadaan tidak hamil.
    Peningkatan aktivitas hormon anti deuritik juga menyebabkan oliguri, kadar chorionic gonadotropin dalam plasma meningkat secara tidak tetap sebaliknya lactogen placenta menurun. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 620).

    1.54 Cairan dan Elektrolit Biasanya volume cairan ekstraselular pada wanita dengan preeklampsia dan eklampsia sangat bertambah melebihi penambahan volume yang biasanya terjadi pada
  • kehamilan normal. Mekanisme yang menyebabkan ekspansi cairan yang patologis belum jelas. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 621).

    1.5.5 Perubahan Hepar
    Pada HKK (Hipertensi Karena Kehamilan) yang berat, kadang terdapat kelainan hasil pemeriksaan hati yang meliputi peningkatan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminace), hyperbilirubin yang berat jarang terjadi. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 623).

    1.6 Pengaruh Hipertensi Terhadap Kehamilan
    Sebagai akibat penurunan sirkulasi uteroplasenta maka konsumsi makanan terhadap janin juga mengalami penurunan. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan badan janin merupakan akibat yang paling sering, dalam penelitian mendapatkan frekuensi 15% bayi IUGR dan 27% bayi premature walaupun dilakukan perawatan standart.
    Diduga bahwa kapasitas nutrisi plasenta dalam keadaan tersebut dipacu oleh peningkatan tekanan perfusi, dengan ini pula maka terjadi peningkatan klirens dehidroisoaldosteron sulfat.
    Solusio placenta sejak lama diketahui lebih sering dijumpai pada ibu dengan hypertensi. Insiden tertinggi didapatkan pada ekslampsi 23,6% disusul hypertensi kronis 10% dan pre eklampsi 2,3%.



1.7. Diagnosis

  1. Tekanan darah; kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam, atau tekanan diastolik sampai dengan 110 mmHg.
  2. Terjadi sebelum hamil atau sebelum 20 minggu kehamilan
  3. Pemeriksaan Labotarium: protein uri, Na, Creatinin serum, trombosit, bilirubin, SGO
  4. Pemeriksaan pendahuluan diperlukan untuk menyingkirkan penyakit yang secara sekunder dapat menyebabkan hypertensi antara lain :
  • Faal ginjal: untuk mengetahui kemungkinan penyakit ginjal menahun seperti pielonefritis akut, polikistik,dll.
  • Cultur urine: untuk mengetahui kemungkinan infeksi ginjal.

    1.8 Penatalaksanaan

Tujuan dari pengelolaan/pengobatan penderita hypertensi kronis pada wanita hamil adalah untuk mempertahankan aliran darah pada uterus terutama pada saat pembentukan plasenta.
Usaha – usaha yang di perlukan untuk mencapai usaha tersebut adalah:
1) Tirah baring
Tirah baring terutama pada siang hari mulai setidak-tidaknya 1 jam dalam sehari dan ditingkatkan sesuai umur kehamilan. Curet menganjurkan bed rest selama 4 jam pada siang hari disamping tidur malam 10 jam.
Keunggulan tirah baring ini dapat meningkatkan perfusi utero placenta terutama pada posisi tidur miring kiri.
2) Pemberian Obat
Pemberian phenobarbital dikatakan dapat meningkatkan keberhasilan program tirah baring ini. Apabila tirah baring dan pemberian sedatif ringan tak memberikan respon, perlu dipikirkan pemberian anti hypertensi

3) Diet
Diet yang baik berian anti hypertensi.
diperlukan bagi pertumbuhan janin dalam rahim. Kandungan protein minimal 90 gr setiap hari. Diet rendah garam tidak ada keuntungan, bila didapatkan proteinuri maka suplement pengganti protein yang hilang harus dipikirkan. Pada penderita obesitas ada baiknya menurunkan berat badan.

  • 1.1 Masalah Keperawatan
    1) Gangguan rasa nyaman pusing
    Tujuan: Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
    Intervensi keperawatan:
    a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
    b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
    c. Batasi aktivitas
    d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
    e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
    f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi
  • 2) Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi
    Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu
    Intervensi :
    a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
    B. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
    c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
    d. Amati adanya hipotensi mendadak
    e. Ukur masukan dan pengeluaran
    f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
    g Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan

    3) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri
    Tujuan ;Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
    a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
    b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress
    c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek samping atau efek toksik
    d.Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter
  • e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
    f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
    g.Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat
    h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan
    i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alkohol
    j.Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan

    4) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
    Tujuan: Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard
    Intervensi keperawatan :
    a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
    b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
    c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
    d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
    e. Catat edema umum
    f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
    g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
    h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
    i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
    j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
    k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
    l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
    m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi

DAFTAR PUSTAKA


Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC.

Gunawan, Lany. (2001). Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Chung, Edward.K. (1995). Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler. Edisi III. Diterjemahkan oleh Petrus Andryanto. Jakarta: EGC.

Doengoes, Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta: EGC.

Manuaba, Ida Bagus G. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Sobel, Barry J, et all. (1999). Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi. Jakarta: Penerbit Hipokrates.

Semple, Peter. (1996). Tekanan Darah Tinggi. Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Penerbit Arcan.

Saifuddin, Abdul B, et all. (2000). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. JNPKKR-POGI.

Tucker, S.M, et all. (1998). Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi. Edisi V. Jakarta: EGC.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar